Memuliakan Tetangga September 22, 2008
Posted by M.R in Tausyiah.Tags: adab bertetangga, ceramah ramadhan
trackback
Taklim Gedung HSBC Semarang Lantai 3
Tanggal 4 September 2008
Ustadz Ari Purbono
Memuliakan Tetangga
Kebaikan pribadi kita harus mampu distibusikan dalam bentuk keperdulian kita terhadap lingkungan sekitar kita
Kata Ibnu Qayyim:”Shalehnya sesorang tidak cukup sebelum dibuktikan keshalehan tersebut dengan sesamanya.”
Jika ada seorang muslim berada ditengah-tengah komunitas yang beraneka ragam dan dia bersabar di sana, ikut berbaur di sana, mempunyai peran di masyarakat, dan dia tetap bersabra dengan ke islamannya. Hal tersebut lebih baik daripada seorang yang sholih, hafal quran, hafal hadist, rajin shalat, namun tidak mengenal atau perduli dengan tetangga dan masyarakat di sekitarnya.
Ada seorang perempuan dijaman Rasul, yang mengabiskan hidupnya dengan beribadah: shalat malam, puasa, baca quran. Namun kata Jibril wanita tersebut adalah penghuni neraka, karena dia tidak perduli dengan tetangganya.
Kesempurnaan iman seseorang adalah sebanding dengan keperduliannya terhadap tetangganya.
Hadist dari Abu Hurairah:”Siapaun yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir maka meraka adalah orang-orang yang memuliakan tetangganya.
Bahkan rasulullah menyangka tetangga itu berhak diwarisi
An Nisa ayat 36:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”.
Tetangga di sini tidak hanya tetangga yang muslim, tapi juga yang non-muslim
Langkah memuliakan tetangga:
1. Keberadaan kita memberikan manfaat sekecil apapun terhadap tetangga.
Jangan sampai keberadaan kita malah mengganggu bagi tetangga kita.
2. Membantu kebutuhan yang sedang diperlukan tetangganya.
Jika kita punya makanan, berbagilah dengan tetangganya. Pinjamilah alat-alat yang meraka butuhkan kalo kita memilikinya.
Namun dalam penerapannya, kadang apa yang kita lakukan ada juga orang yang tidak senang. Hal tersebut adalah ujian, karena sesuai pepatah makin tinggi pohon maka makin kencang anginnya.
Islam adalah sebuah agama yang wajib di anut dan dipahami segala rukun dan wajibnya supaya siapa saja yang mengenalnya bukan hanya ikut-ikutan sehingga mudah terpengaruh dengan agam lain.
kadangkala ada yang yang dengan cuek selalu menyakiti tetangganya. entah ini memang hobi apa kebiasaaan yah…
tidak tau yah buk, aq juga bingung kalau menghadapi tetangga seperti itu , bagaimana ya menyikapi tetangga yang terus menerus menebar api ?
sebagai bukti bahwa islam adalah rahmatan lil alamiin
@Lady
ada juga kemungkinan lain, karena mereka “tidak tahu”
Salam kenal maskumambang, jowone endi mas? kok nganggo jeneng maskumambang?
soal tetangga, penjenengan nulis :
” Namun dalam penerapannya, kadang apa yang kita lakukan ada juga orang yang tidak senang. Hal tersebut adalah ujian, karena sesuai pepatah makin tinggi pohon maka makin kencang anginnya..”
Saya rasa benar mas. Itu yang saya alami di komplek saya. Pangkal sebabnya karena “penyakit” yang diwariskan putra Adam AS, Qabil: iri dan dengki. Sejak mengetahui sifat para tetangga itu (ada yang muda dan orang sepuh), kini saya dan keluarga “menjaga jarak”.
Jadi apapun yang dikatakan dan digosipkan tentang keluarga saya, tak kafilahin sembari mereka menggonggong….guk…guk…guk….hehehehe…
Saya orang jawa Plat R mas, sebenarnya bukan maskurmambang, tapi maskuRmambang, biar tidak ada yang nyamain.
Mungkin “menjaga jarak” bukanlah solusi yang tepat, kalo bisa ada solusi lain yang lebih bagus. Saya kira “win-win solution” lebih bagus dari pada “draw solution”
Nice post! GA is also my biggest earning. However, it’s not a much.
[…] 3:16 am | In IDE | Leave a Comment Tags: solusi, win win solution Membaca kembali tulisan saya di sini jadi terbersit pikiran, solusi untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada di lingkungan sekitar […]
Kadang kita mau bersabar menghadapi tetangga yang kadang cemberut tidak mau di sapa bahkan langsung ditegur pun tidak mau menjawab padahal duduk bersebelahan kadang baik jika tidak ada tetangga lain , tapi jika ada tetangga lain bersama nya ditatap muka aja buang muka bagaimana menghadapi nya ini berlangsung sudah bertahun tahunsejak anak kami kecil, bahkan saat kami datng pun ke pengajiannya di acuhkan bahkan saat bersalaman, apakah salah jika kami sakit hati ? bagaimana menyingkapi tetangga seperti itu ? sekarang kami lebih baik berdiam diri dirumah apa salah sikap demikian mohon saran dari teman teman spy ada pencerahan di hati kami tx
Kepada Ibu Rusma
Pertama tama saya ucapkan terima kasih atas kunjungannya
Saya kebetulan pernah menmui kasus dalam keluarga saya. Barangkali bisa dijadikan contoh.
Saya kebetulan merantau dan meninggalkan istri serta anak2 dirumah. Kebetulan Istri saya bungsu jadi menempati rumah “warisan” orang tua. Dulu dirumah itu juga tinggal kakak istri saya yang kebetulan sudah berkeluarga. Ipar istri saya kebetulan orang jauh, dan umurnya baru 20 tahun. Kalo ada apa2 dia selalu mengadu ke suaminya dan istri saya sering jadi sasaran kalo kakaknya marah. Jadi antara Istri saya dan kakak iparnya, juga ada perang dingin.
Sampai suatu hari kebetulan istri saya dan kakak iparnya di dapur berdua, tidak ada orang lain. Istri saya kemudian membuka pemicaraan mengenai masalah mereka, kenapa tidak rukun dsb. Akhirnya permasalahan antara Istri saya terpecahkan
Barangkali Ibu Rusma bisa cari kesempatan berdua dengan ibu tetangga di maksud, jika memungkinkan. Bisa bertukar pikiran dari hati kehati. Dan ibu harus sudah siap mental, menghadapi semuanya.
Atau konsultasikan dengan Ustadz yang biasa mengisi pengajian di tempat ibu
Semoga permasalahan ibu segera terselesaikan. Amien
Terima kasih atas wejanganya kang,
memang hidup bertetangga itu gampang-gampang sulit, jadi jangan terlalu dibuat gampang dan di buat sulit, tp sewajarnya saja, kalau terlalu dekat terkadang ada masalah sedikit akan berakibat luar biasa, dan biasanya segala kejelekan akan diungkit sampai yang kecil sekalipun
setuju sekali karena tetangga ini kadang melebihi saudara. karena kalau kita ada kesulitan, maka tetanggalah yang saya kira akan segera membantu kita, bukan saudara kita yang jauh. trima kasih petuahnya semoga kami bisa menjalankannya.
terkadang tetangga pun tidak merasa dimuliakan oleh kita..
This brings back to mind something that my uncle would always say…
However it is totally inappropriate at this time…
Tetanggaku kok selalu bikin masalah y
very informative article… I would like to use a piece of this on my blog, is that feasible?
very informative article… I would like to use a piece of this on my blog, is that feasible?
tetanggaku=saudaraku=sedulurku
terima kasih banyak sudah berbagi
oh ia
kalau tetangganya non muslim gimana ya?
This was a Good wordpress post, I will bookmark this in my Furl account. Have a awesome day.